AUDIT SISTEM INFORMASI PT. POS INDONESIA MPC SEMARANG


Image result for pt pos indonesia

Seiring dengan berkembangnya zaman, pemenuhan kebutuhan akan sistem informasi bagi semua jenis organisasi menyebabkan perkembangan sistem informasi yang begitu pesat. Penerapan teknologi informasi pada proses bisnis suatu perusahaan dipandang sebagai suatu solusi yang nantinya dapat meningkatkan kemampuan perusahaan di dalam persaingan. Hal ini menyebabkan pentingnya peningkatan peran teknologi informasi agar selaras dengan investasi yang telah dikeluarkan, sehingga dibutuhkan perencanaan secara implementasi yang optimal.

Peranan Sistem Informasi yang signifikan ini tentu harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat, sehingga kerugian-kerugian yang mungkin terjadi dapat dihindari. Kerugian yang dimaksud dapat timbul dari masalah-masalah, seperti adanya kasus kehilangan data, kebocoran data, informasi yang tersedia tidak akurat yang disebabkan oleh pemrosesan data yang salah sehingga integritas data tidak dapat dipertahankan, penyalahgunaan komputer, serta pengadaan investasi Teknologi Informasi (TI) yang bernilai tinggi namun tidak diimbangi dengan pengembalian nilai yang sesuai. Hal-hal tersebut tentunya sangat mempengaruhi pengambilan keputusan, termasuk mempengaruhi efektifitas dan efisiensi di dalam pencapaian tujuan dan strategi organisasi.

Sehubungan dengan alasan tersebut diperlukan adanya sebuah mekanisme kontrol audit sistem informasi atau audit terhadap pengelolaan teknologi informasi. Audit SI/TI dalam kerangka kerja CobIT , yang lebih sering disebut dengan istilah IT Assurance ini bukan hanya dapat memberikan evaluasi terhadap keadaan tata kelola Teknologi Informasi di PT POS INDONESIA (Persero) MPC Semarng, tetapi dapat juga memberikan masukan yang dapat digunakan untuk perbaikan pengelolaannya di masa yang akan datang.

      1.  Pendahuluan

Perkembangan dunia teknologi informasi yang berkaitan dengan sistem informasi menjadi salah satu hal yang memiliki pengaruh dalam segala sektor kegiatan bisnis, tak terkecuali sektor jasa di Indonesia. Perusahaan yang berkembang pada saat ini dituntut untuk meningkatkan teknologi yang mendukung perkembangan perusahaan. Diperlukan kecepatan dan ketepatan informasi ketika berbagai masalah berikut tingkat kompleksitasnya perlu diolah agar bisa mendapatkan solusi yang diperlukan secara efektif, efisien dan sistemik bagi setiap masalah. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang pelayanan jasa yang memanfaatkan peranan teknologi informasi dalam proses operasional organisasinya. Kegiatan usaha PT. Pos Indonesia mencakup aktivitas inti, yaitu collecting, processing, transporting dan delivery yang berlaku untuk ketiga core bisnisnya baik komunikasi, logistik maupun layanan keuangan. Karakteristik usaha semacam ini membuat sejak awal PT. Pos Indonesia sadar bahwa paragdigma pengelolaan perusahaan seharusnya dapat memperhatikan aspek teknologi, kemudian melihat perlunya transformasi perusahaan, struktural, organisasi, sistem dan teknologi, dalam hal teknologi adalah penyediaan sistem yang terintegrasi, salah satunya yaitu pada sistem informasi pada layanan IPOS. I-POS adalah sebuah sistem layanan jasa pengiriman pos yang menjadi kegiatan utama dari PT. Pos Indonesia yakni jasa pengiriman, baik surat(mail) maupun barang / paket. Dalam penerapan sistem layanan I-POS masih ditemukan beberapa kendala yang dialami oleh pengguna dalam mendapatkan informasi yang akurat, beberapa masalah yang masih dijumpai dalam sistem layanan I-POS pada kantor Pos MPC Semarang ini diantaranya adalah adanya kasus keterlambatan penerimaan barang, kasus kehilangan data, salah memeasukan data barang, kelemahan server sehingga menyebabkan sinkronisasi data tidak up to date. Dengan melihat beberapa masalah dan untuk mengetahui sejauh mana peranan teknologi informasi telah dapat merepresentasikan tujuan bisnis organisasinya, perlu dilakukan evaluasi pengelolaan teknologi informasi melalui I-POS 4.0.3 pada PT. Pos Indonesia MPC Semarang. Dalam melakukan evaluasi pengelolaan, diperlukan sebuah penerapan suatu metode untuk mengontrol pelaksanaan teknologi informasi.

2.  Gambaran Sistem I-POS (Integrated Postal Operations System

Pelayanan sistem I-POS digunakan secara internal, dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1). I-POS Bukti Serah 4.0.3 Aplikasi I-POS Bukti Serah adalah aplikasi yang digunakan untuk membantu operasional dalam membuat Bukti Serah baik antar bagian maupun antar kantor dan pembuatan R7 Manual. Pengguna dari Aplikasi adalah semua user yang terdaftar dalam database IPOS.

2). I-POS Delivery 4.0.3 Aplikasi I-POS modul Delivery yang selanjutnya disebut dengan Aplikasi Delivery adalah aplikasi yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses penanganan kiriman pos di bagian ekspedisi (antaran). Aplikasi ini mempunyai fungsi-fungsi seperti :
1. Membuat Delivery Order (daftar antaran) yang diserahkan oleh Manager Ekspedisi/Mandor kepada petugas ekspedisi.
2. Membuat Berita Terima Kolektif, yaitu sebagai tanda terima kiriman dari petugas ekspedisi kepada penerima yang berhak. 
3. Melakukan pengubahan status kiriman menjadi berhasil antar atau gagal terantar. Sistem aplikasi ini digunakan oleh mereka yang diberikan hak akses sebagai manajer ekspedisi atau mandor.

3). I-POS Manager Traffic 4.0.3 Aplikasi I-POS Manager Traffic adalah aplikasi yang digunakan untuk mempersiapkan data referensi angkutan sebagai prasarat sebelum membuat CN38. Pengguna dari Aplikasi adalah semua user yang terdaftar dalam database I-POS. Dari ketiga sub aplikasi I-POS diatas memiliki peran dan fungsi masingmasing, akan tetapi semua data tersebut akan terintergrasi jadi satu dalam database nasional.

3.  Hasil Evaluasi Pengukuran Maturity Level

Dalam perhitungan diketahui rata-rata maturity level untuk domain AI dan DS pada implementasi Sistem Aplikasi IPOS -POS 4.0.3 PT. Pos Indonesia MPC Semarang adalah pada kriteria defined. Berikut adalah gambar rata-rata maturity level domain AI dan DS.


Grafik diatas menunjukan bahwa ratarata maturity level masing-masing proses telah memenuhi kriteria defined domain yaitu proses telah didokumentasikan dan telah dikomunikasikan serta dilaksanakan berdasarkan metode pengembangan sistem yang baik namun belum ada proses evaluasi terhadap sistem tersebut, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya penyimpangan. Dari hasil pemetaan semua domain AI direkapitulasi dan dirata-rata dengan hasil pada tabel di bawah ini:


Dari hasil pengolahan data diatas, ratarata maturity level yang telah dicapai pada domain Acquire and Implementation pada PT Pos Indonesia MPC Semarang adalah 2,95. 

Dari hasil pemetaan semua domain DS direkapitulasi dan dirata-rata dengan hasil pada tabel di bawah ini:




































Dari hasil pengolahan data diatas, ratarata maturity level yang telah dicapai pada domain Deliver and Support pada PT Pos Indonesia MPC Semarang adalah 2,86.


4.  Kesimpulan

Rata-rata tingkat kematangan pada domain Acquire and Implement (AI) yang meliputi proses AI1, AI2, AI3, AI4, AI5 dan AI6 terletak pada skala 3- Defined. Hal ini menunjukkan institusi telah memiliki prosedur baku formal dan tertulis yang telah disosialisasikan ke segenap penggunan untuk dapat dipatuhi dan dikerjakan dalam aktivitas sehari-hari. Proses pengelolaan perubahan dari versi I-POS sebelumnya hingga yang saat ini digunakan I-POS 4.0.3 sudah dilakukan dengan baik ditunjang dengan adanya pemeliharaan infrastruktur yang baik. Sedangkan ratarata tingkat kematangan pada domain Delivery and Support (DS) yang meliputi proses DS1, DS3, DS4, DS5, DS7, DS8, DS9, DS10, DS11, DS12 dan DS 13 terletak pada skala 3- Defined. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pengoperasian I-POS 4.03 sudah didukung dengan adanya keamanan TI baik dari segi keamanan sistem maupun keamanan data serta terdapat pengelolaan yang baik dalam hal mengelola masalah dan lingkungan fisik. Pada domain AI dan DS rata-rata berada pada skala 2,96 dan 2,85 (Defined) yang berarti bahwa penerapan I-POS 4.0.3 pada institusi telah didokumentasikan dan telah dikomunikasikan serta dilaksanakan berdasar metode pengembangan sistem komputerisasi yang baik, namun belum ada proses evaluasi terhadap sistem tersebut, sehingga masih ada kemungkinan terjadinya penyimpangan.

5.  Saran

- Tata kelola TI untuk Sistem Informasi I-POS 4.0.3 yang diterapkan pada PT. Pos Indonesia MPC Semarang berada pada skala 3-Defined sehingga diharapkan tata kelola di masa depan dapat ditingkatkan lagi hingga mencapai level managed atau optimized agar sistem yang diimplementasikan dapat memenuhi tata kelola TI yang semakin baik.

- Pada penelitian selanjutnya, perlu menambahkan penggunaan indikator kinerja Key Goal Indicators (KGI) dan Key Performance Indicators (KPI) serta mengidentifikasi Critical Success Factor (CSF) dalam analisis pengukuran kinerja tata kelola TI.


daftar pustaka:

http://ayumegapratamuach.blogspot.com/2013/01/landasanteoripengertianevaluasi-sistem.html







Komentar

Postingan populer dari blog ini

REVIEW FITUR "CONTINUE WATCHING" PADA VIU

ANALISA TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR PERUSAHAAN FIRSTMEDIA INDONESIA

MAKALAH PERBANDINGAN MICROSOFT OPERATION FRAMEWORK DENGAN APPLICATION SERVICES LIBRARY